Betapa sulit melepas belenggu ketika sudah terikat dengan suatu hal yang berkaitan dengan pengasihan atau pesugihan. Pesugihan kali ini saya namakan pesugihan Bulus Putih. Sebagai medianya yaitu sebuah kuningan yang membentuk seperti bulus (kura-kura atau penyu). Sewaktu tengah berkunjung di kampung halaman ada seorang yang mengaku pernah ke Paranormal mencari pengasihan ini. Di karena kan usaha macet atau sepi. Namun bukan perubahan kesuksesan yang dirasa tetapi justru sebaliknya “gulung tikar.”
Karena terlanjur masuk ke dalam perjanjian beliaupun tidak dapat mundur membatalkan perjanjian. Konon kata sang paranormal penyu tersebu dapat menjadi hidup apabila dibutuhkan (membutuhkan materi). Namun nyatanya justru membawa dampak negatif pada sang pemilik.
Awal mulanya ibu ini mengenal hal berbau pesugihan di mulai tahun 1987 hingga 2002, di karenakan tidak ada perubahan dan justru yang di dapat sebaliknya. Beliau pun memutuskan untuk tidak memberi sesajen kepada sang penunggu Bulus Putih tersebut. Tanpa disadari akan ada efek yang mengenai beliau. Efek yang dulu masih dapat beliau rasakan hingga beliau ke sana kemari, ingin memutuskan sengkala yang ada dalam dirinya supaya tidak berkelanjutan dan akhirnya tidak sengaja bertemu dengan saya. Usut punya usut saya pun tidak mau ambil gerak cepat karena penelusuran perlu di lakukan untuk membuktikan apa yang diceritakan itu benar.
Setelah ditelusuri, bukan hanya sosok bulus putih yang saya lihat .Sosok tinggi dengan lidah menjulur seperti leak pun ada didalam tersebut, padahal leak itu simbol dari angkara murka. Seperti yang saya pelajai lewat Metode Paguyuban Sekarjagad Setelah saling sapa dengan sosok tersebut, sebetulnya dia adalah raja dari abdi nya yaitu Bulus Putih tersebut.
Terjadi perdebatan pembicaraan saya dengan sosok tersebut karena saling tawar secara baik-baik. Namun tetap saja menolak dengan apa yang saya tawarkan. Tidak disangka ternyata sosok tersebut dapat mengeluarkan api tetapi warna api tersebut cenderung merah kehitaman. Saya diamkan saja. Setelah merasa tenang saya panggil sukma sang dukun untuk saya ajak komunikasi dengan sedemikian pertanyaan.
Sang dukun melakukan perlawanan,”Piye iki (gimna ini) jabang bayi ,” kreteg dalam hati. Karena sebelumnya saya belum pernah sampai saling serang. Disisi lain hati berkata, “Kersaning Allah lek mati yo mati lek urip yo urip (karena Allah kalau mati biarlah mati kalau hidup ya hidup).” Alhamdulillah atas izin Allah, cahaya terang yang mengambang terbang di atas ubun-ubun mendatangi saya. Setelah mengucapkan salam kepada cahaya tersebut, seketika cahaya tersebut berwujud menjadi sesosok empu. Empu tersebut berpenampilan pakaian serba putih berjenggot panjang dan bertelanjang dada. Beliaupun menjawab salam, kemudian saat dukun tersebut akan menyerang beliau pun menggunakan tangan kiri hanya sekali kibasan. Seolah sukma sang dukun di lemparkan. Saya hanya dapat terdiam kagum.
Sukma sang dukun pun menghilang akibat saling serang yang terjadi. Entah kemana, saya pun tidak mendeteksi dimana keberadaan sukma dukun tersebut. Saya pun bersyukur atas bantuan yang memang Tuhan kehendaki. Akhirnya saya pun kembali mendekati sang leak tersebut agar mau berubah tidak usil lagi. Setelah empu berbicara, sang leak pun berkenan namun juga ada satu masalah yang harus di selesaikan lagi yaitu memutuskan ikatan tali sang dukun dengan leak tersebut.
Setelah memutuskan hubungan antara dua pihak tersebut, tidak lupa saya izin pamitan dengan empu dan berterima kasih atas apa yang beliau lakukan lalu tinggal menghilangkan sengkala yang ada pada sang ibu tersebut. Untuk lebih jelas silahkan baca juga Metode Pelatihan Paguyuban Sekarjagad
By Sigit Adi Widjaya Suryadinata
Baca juga Kisah Misteri Gunung Wilis
