Ketika itu, ratusan ribu manusia berkumpul di ibukota. Dengan keringat bercucuran dan sedikit tenaga yang tersisa demi untuk meneriakkan aspirasinya. Langit yang senja dan mendung turut menyelimuti perjalanan mereka. Gema takbir membuat seluruh isi langit menjadi gempar kala itu. Langit yang sekiranya terjadi hujan deras, tiba-tiba menjadi mendung, hingga matahari sedikit malu untuk menampakkan wajahnya.
Sebagian pasukan langit di atas nampak menyorot tajam ke arah bumi nusantara waktu itu. Beberapa leluhur juga nampak hadir bahkan turun ke bumi. Terlihat sosok tokoh nasionalis, Bpk. Soekarno menangis bercucuran air mata tentang apa yang dirasakan di nusantara detik itu. Turut hadir juga para penguasa-penguasa tanah Jawa, melihat pergolakan manusia di nusantara. Dari arah timur, Eyang Lawu nampak bersanding dengan Eyang Sapujagad yang turut mendinginkan suasana kala itu.
Entah ini power energi hitam darimana, sehingga pergeseran energi positif terbentur oleh “people-power” energi negatif sehingga sempat terjadi gesekan kecil ke arah bumi. Naga api barat daya tiba-tiba muncul menyembur-nyemburkan api ke arah selatan. Kita berharap semoga apa yang di alami nusantara segera mereda. Sehingga kita sebagai manusia, bisa kembali mengemban titah kalifah dengan menjaga bumi dengan sebaik-baiknya.
Jangan rusak persatuan negeri ini dengan gesekan-gesekan kecil, karena apa yang dibangun dinegri ini oleh leluhur dilandasi dengan darah dan air mata yang tidak sedikit.
(by : FM)