Connect with us

Hi, what are you looking for?

Gaib & Spiritual

Simbah Toilet

Setahun yang lalu, saya pindah di kantor baru. Suasana baru pun dimulai. Mulai mengenal satu persatu karyawan dan ruang kantor dimana saya bekerja. Kantor tidak begitu besar, berada disebuah ruko lantai 5 didaerah Surabaya Barat.

Suatu ketika, saat siang sedang di pantry yang kebetulan berhadapan dengan kamar mandi, saya menengok seperti ada seseorang yang sedang duduk di kloset. Ternyata benar apa yang saya lihat, sosok laki-laki tua dengan usia sekitar 65 tahun, berambut panjang sampai menutupi telinga dan bergelombang berwarna putih bercampur hitam. Sekedar memakai kaos dalam dan celana pendek, dengan posisi duduk, kedua siku menempel ke paha. Seperti sedang merenungi sesuatu. Beberapa saat kemudian saya kembali ke ruangan kerja.

Setelah beberapa saat, saya hendak ke toilet untuk mencuci muka dan buang air kecil. Biasanya saya ke toilet lantai 3 karena airnya lancar, daripada dilantai ruangan saya yang sering macet. Saya melihat laki-laki tua tadi seolah tidak bergerak/berpindah, tetap duduk diatas kloset.

Barulah ketika saya mau buang air saya salam, “Permisi mbah… mau buang air kecil.”

Tapi saya sadar beliau sudah pindah berdiri didekat pintu belakang saya. Setalah selesai, beliau langsung balik duduk diposisi semula.

Sedikit basa-basi saya bertanya, “Mbah anda siapa? Sudah lamakah disini?

Kemudian saya mengenalkan diri, mulailah si mbah berbicara dengan nada datar.

“Aku sudah lama disini, semenjak ruko ini dibangun.”

Tanpa menyebutkan nama, beliau trus berbicara. Wajah yang awalnya datar menjadi sedikit sedih.

“Aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hartaku habis, dihabiskan oleh keturunanku. Mereka semua tidak menghiraukan aku. Sampai aku mati pun mereka seolah tidak tulus. Tempat ini peninggalanku satu-satunya, tetapi sekarang sudah dijual kepada orang lain. Hanya kaos dan celana ini yg aku miliki.”

Suasana menjadi sedih ketika beliau bercerita.

“Apa yg mbah inginkan?”

”Aku hanya ingin ketenangan. Semoga keturunanku disadarkan oleh Tuhan. Semoga mereka akan segera sadar dan kembali ke jalan yg benar.”

“Aamiin,” sahut saya.

“Saya pun hanya bisa membantu doa, semoga penderitaan si mbah diringankan oleh Tuhan dan keluarga simbah diberi petunjuk kebenaran.”

“Terima kasih ya nak, kamu sudah mendoakan simbah dan kluarga. Semoga kamu selalu diberikan perlindungan sama Tuhan. Aamiin.”

Simbah lalu berpesan, “Jadilah manusia yang baik selama hidupmu, karena itu merupakan pegangan ketika kamu nanti kembali kepadaNya.”

Sambil mengucapkan pamit, saya pun kembali ke ruang kerja dan melanjutkan pekerjaan.

(by : Destha)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gaib & Spiritual

Di dalam ajaran Islam di jawa terdapat empat jenis nafas yaitu nafas, anfas, anfas dan nufus. Dalam bahasa Jawa diucapkan “napas, tanapas, anpas, nupus.”...

Religi

Pada suatu kesempatan lalu , saya di perkenankan untuk singgah di Trenggalek . Memang di bulan februari kemarin, saya dapat kesempatan untuk berlibur 3...

Sastra

PUPUH I ASMARANDANA //Kasmaran panganggitgending / Basa Sunda lumayanan / Kasar sakalangkung awon / Kirang tindak tatakrama /Ngarang kirang panalar / Ngan bawining tina...

Wisata

Pantai Pucang sawit secara administratif berada di Desa Pucanglaban kec. Pucanglaban Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Desa Pucanglaban berada di pesisir Samudera Hindia yang dipenuhi oleh...

Translate »