Liburan panjang kemarin , saya menyempatkan diri untuk napak tilas ke wilayah madiun. selain terkenal dengan kesenian silatnya , madiun juga banyak menyimpan penemuan-penemuan peninggalan leluhur. Kerajaan yang terkenal di lapisan masyarakat sana adalah kerajaan gelang-gelang dimana sampai sekarang masih ada peninggalannya.
Pada hari jum’at ( 6/05/16 ) saya sowan ke makam Mbah Kyai Ageng Bhasyariah di daerah Sewulan , saya melanjutkan perjalanan ke daerah Desa Mruwak, Kec. Dagangan, Kab. Madiun. Memang saya sengaja mengambil waktu malam hari agar sedikit banyak aktivitas di sana , kebetulan kawan saya cukup akrab dan kenal dengan lurah setempat. Setelah pak lurah desa setempat saya hubungi beliau bersedia menemani saya untuk menuju situs prasati Mruwak.
Prasasti mruwak berada tepat di dalam pemakaman umum desa mruwak , jalan untuk menuju lokasi harus masuk makam yang memang agak gelap sekali.
Sebelum masuk area makam seperti biasa etika dalam memasuki daerah keramat atau tempat-tempat yang di bilang angker atau wingit selalu wajib mengucapkan salam terlebih pada danyang sekitar agar tak terjadi benturan atau hal-hal yang tidak di inginkan , pepatah mengatakan “Di mana Bumi di Pijak di situ langit di junjung “.
Tak berselang lama sesosok lelaki gagah dengan pakaian seperti patih menemui saya , saya mencoba berkomunikasi dengan beliau untuk meminta ijin masuk ke area prasati mruwak. Beliau ternyata adalah salah satu patih yang menjaga daerah sekitar. waktu memasuki area saya menggunakan gerak roso agar menemukan tempat yang tepat untuk melihat prasasti tersebut.
Tepat di depan saya ada sebuah cungkup di mana cungkup itu tempat penanda prasaSti tersebut , saya meminta ijin untuk memoto namun tak di ijinkan , dengan terpaksa saya tidak berhasil mengambil foto itu pada malam hari. Sempat terjadi benturan dengan penjaga prasati , 2 harimau putih agak besar menjaga di dalam cungkup tersebut. saya mencoba mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan tujuan hanya menjalin silahturahmi di sana dan tidak ada maksud apa-apa.
Para penunggu makam banyak yang hadir terlebih ( maaf ) makhluk-makhluk dengan sosok-sosok yang “Nggilani” , banyak sekali ghaib – ghaib yang rusak dan tidak sempurna wujudnya. saya ke tarik energi agak besar tepat sebelah kiri di belakang saya , sebuah pohon besar entah apa nama pohon itu , karena sangat rimbun sekali dengan banyak daun-daun rambat yang menyelimuti pohon tersebut.
Ternyata di sana ada banyak pusaka-pusaka peninggalan jaman dulu seperti tombak , keris, topi raja atau lebih tepatnya pusaka-pusaka jaman kerajaan. tak seberapa lama saya di dalam karena ada isyarat seperti auman harimau untuk segera meninggalkan area prasasti tersebut.
Prasasti Mŗuwak bertarik 1108 Çaka atau 1186 M, dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti ini terbuat dari batuan andesit (upala praśasti) dan berbentuk blok dengan variasi berpuncak setengah lingkaran dengan tinggi 84 cm, lebar 60 cm (atas) dan 45 cm (bawah), bagian bawahnya berbentuk bunga padma.
Secara toponimi, keletakan Desa Mruwak di mana prasasti Mŗuwak ini sesuai dengan isi dari prasasti Mŗuwak yang menyebutkan bahwa terdapat sungai besar di sebelah barat laut dan terdapat gunung di sebelah Desa Mruwak di mana pada saat prasasti Mŗuwak ini ditulis, Desa Mruwak dipindahkan ke tempat yang mendekati gunung. Sungai tersebut sampai sekarang masih ada, di mana penduduk setempat menyebutnya dengan “Kali Catur” dan gunung yang dimaksud dalam prasasti Mŗuwak adalah Gunung Wilis yang letaknya tidak jauh dari Desa Mruwak.
Dalam pembacaan sepintas, prasasti ini menyebutkan nama prasasti, unsur penanggalan, dan selanjutnya adalah penyebutan nama raja yang mengeluarkan prasasti, yaitu Śrī Jayaprabhu yang kemudian dilanjutkan dengan nama-nama pejabat yang menerima perintah dari raja di antaranya adalah Rakai Rama Kadi, Rakryan Dmuŋ, Ṣri Pajahajjasya, Raka Wamaṣudra, prabhu ha ……, Rakryan Juru Jarah, dan Ṣri … Sapata.
Lalu bagian selanjutnya adalah keterangan hasil pajak sebelumnya serta sebab-sebab dikeluarkan prasasti. Penyebutan tugas dan kewajiban penduduk yang menerima sīma tidak bisa dijelaskan karena pada bagian in aksaranya sudah sangat aus sehingga tidak terbaca lagi. Kemudian juga disebutkan kutukan bagi siapa saja yang melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam prasasti.
Alih aksara:
Bagian Depan
…………………………………………………..
….. _ (śri) …………………………………………
____ (sa) ńajña haji raja pŗśasti ma
tańḍa rakryan ikha ń asīma rama
mŗwak swasti ṣaka warṣatīta ri śaka
1108 phālguna dasa klapakṣa mawulu ma saw a
tu (?) nairita sidhi śiŋha _ _ sasi _ uma rika di
waśa rasa yajya śrī jaya prabhu dhwaja thunda _ _
………. puṣaka rakai rama kadi rakryan dmuŋ
ṣri paja hajjaśya raka wamaṣudra prabhu ha _
rakryan jur jaraḥ ṣri __ ṣapata _ ka _ _
wuṣanya ṣasańa _ ….. saruran saka dhū
ma ńkā(na) ……. ṣa …… ……………..
Bagian Belakang
ka juru pḁńalas (?) ……………………………… ņa
_ ņra ma na ………………………………………..
bahta rakṣa naruńu sa _ (b) da mapaŋ ……
_ _ _ bāyabya mańaran matta hayu mata _ _ _
_ kasĕḥ śira bathara ṣri jaya mantra saka pama
saḥ ńwara nusa śarwwenayāpa mŗwan śamara sa
makana mańan ṣri kanuruḥ ńasa rakṣa tanda duka ni
ra ṣwamartya mayākar ma ranabhūmi juru talaŋ
madhawa kraḥ matta thūnah ruru dṣa _ _ haḍa rat
lumalih. muńgah ńara maḥ khadahāka tyaṣawikra
ma juru manutan smanta sakara kańa sīma mŗ
wak hanananugrahan śrī maharajasa dŗ
way yajñā sīma ma ṣāruńaņ kati śarabha
kakatan kaka ruṣa wanarapaya bhuwa nala ra
tā kamala ………………………. wakā …..
ṣadī māṣa °ka — raja _ _ _
Bagian Kiri
ņ ṣa ……..
bhutāla
kadapa nusa
kań miṣdani(?)
_ rasa saśa
sīta dhamū
manawa ka
way kapu
nyayan kala
wa tā la(ra)
hańa _
masalas
ta …….
Bagian Kanan
taparasi
ma(?)nalas wama
na sāńāmi ha
ji wipra ņata
ra ki ra(/) sira
mata nyapan
ņikań
sīma kań
karusak
ńajar haji
praśasti
sira mawas
….. kama
saprahara
ṣrī jaya pra
bhu —— ka
Alih bahasa:
Bagian Depan
………………………………………………………….
……. śrī ……………………………………………..
sańajña haji raja praśasti
sebagai tańḍa rakryan. Itulah sīma rama
mŗwak. Selamat! Tahun saka telah berlangsung selama śaka
1108 phālguna dasa(mi) suklapaksa mawulu ma sa wa
tu (gunung) nairitistha sidhi śiŋha _ _ sasi _ uma itulah
ditetapkannya perintah raja Śrī Jayaprabhu bendera (panji-panji) thunda _ _
….. puṣaka rakai rama kadi rakryan dmuŋ
ṣri paja hajjaśya raka wamaśudra prabhu ha
rakryan juru jarah ṣri __ bersumpah ………..
akhirnya perintah — hancur (porak poranda) dari penuh asap
di sana ………………………………………………………
Bagian Belakang
ka juru pańalasan ………………………….
……………………………………………………….
bahita rakṣa terdengar bunyi tiba-tiba (tidak dinantikan) …..
….. barat laut yang dinamakan matta hayu mata _ _ _
Diberikan dia tuan yang mulia Ṣri Jaya mantra dari pama
saḥ ńwara nusa śarwwenayāpala mŗwak samara
demikian meraung (meratap) ṣri kanuruhan binasa melindungi taņda duka nya
bumi memperdayakan medan pertempuran Juru talaŋ
madhawa dalam jumlah besar marah bertumpuk gugur di desa _ _ (mŗwak?) berdirilah dunia (daratan)
dipindahkan ke arah atas sana kadāhaka tyaṣ dengan keberanian (keteguhan hati)
juru manutan seluruh berubah dengan mudah lalu sīma mŗwak
mengenai pemberian (penganugrahan) śrī maharajasa
dŗwya yajña sīma mā kain sarung kati śarabha
kakataŋ gagak rusa kera paya langit (udara) api dataran
teratai ………………………….. wakā ………
1 māṣa … — raja _ _ _
Bagian Kiri
………………………………….
muka bumi (tanah)
kadapa pulau
yang miṣdani
_ rasa (sari buah) saśa
dingin air pencuci
jika syair (kawya)
kepanasan
penjelmaan
dewa Kāla (maut)
berada _
hutan (?)
ta ……
Bagian Kanan
pertapa
ke hutan wama
na bernama ha
ji wiprana ta
ra ki ra(?) dia
lihatlah!
itulah
sīma yang
hancur
memberitahukan haji
praśasti
dia menjaga
……….. kama (cinta)
sejenak
ṣrī jaya pra
bhu —— ka
Sumber : Fauzi dan Tim HVM
