Ada orang begitu benci dan dendamnya dengan seseorang yang telah menghancurkan hidupnya, karena tidak berdaya, maka dia nekat bunuh diri semata untuk membalaskan dendamnya lalu dia bermaksud akan menghantui bahkan akan mencekik orang tersebut. Setelah mati, yang dilakukan arwahnya hanya menangis.
Kenapa demikian? Lalu Bagaimana dengan fenomena arwah menjatuhkan gelas, panci, menutup pintu, menggerakkan kain korden?
Manusia mati karena bunuh diri dan mati karena secara paksa itu memang tidak wajar karena memaksakan nyawa untuk keluar dari tubuh yang belum waktunya. Begitupun benang merah penghubung antara nyawa dan raga terputus, jadi sudah tidak bisa kembali untuk siuman dan itu suatu pelanggaran hidup yang bersifat dosa. Jika dibunuh orang lain, maka orang yang membunuh akan terkena sanksi baik dari dunia, alam sebelah maupun alam bawah.
Menjadi hantu yang bersifat menghantui, berarti setelah meninggal dia tidak dapat menemukan ‘pintu yg bercahaya’ untuk jalan pulang. Biasanya orang yang ingin pulang dan memang waktunya, maka orang tersebu akan intens melihat orang-orang terkasihnya yang sudah lama tiada. Bila yang peka/indigo atau sudah tingkat menengah ke atas bisa menembus penglihatan hingga ke ranah tersebut.
Jika ada keluarga yang peka, maka dia sudah di beri isyarat akan ada sesuatu yang terjadi. Beliau-beliau yang ingin berpulang sudah berkata atau bersikap secara kiasan beberapa minggu/hari/jam sebelumnya. Begitupun wajah dan aura beliau-beliau bukan seperti orang yang sehat maupun yang sedang sakit, tapi pias dan bercahaya yg beda dari aura yang masih keduniawian.
Ada yang diberi sakit dengan maksud untuk sedikit menghilangkan dosanya. Jika yang beriman saat beliau meninggal dengan cara yang seperti layaknya orang mau pergi tidur, ada yang sebelumnya mereka sudah mandi bersih terlebih dahulu, ada yang sambil bercanda atau tertawa, ada yang tiba-tiba jatuh saat sedang ngobrol. Biasanya kasus seperti itu analisa dokter terkena jantung. Memang wajar karena orang sedang keadaan baik tiba-tiba jantung berhenti padahal tidak punya penyakit jantung.
Lalu yang bisa membuat gerakan seperti telekinesis benda bergerak atau poltergeist, wajah perform orang yang meninggal bisa dimanfaatkan oleh alam jin atau tetangga bawah bila sudah bersifat amarah dan dendam. Tapi bila dengan orang yang meninggal wajar karena pnyakit medis, tapi sebelumnya dia biasanya mempunyai ‘barang’ yang di pegang, bisa jadi ada contact poltergeist sehingga buat heboh orang yang belum mengerti tentang dunia sebelah atau mungkin bisa jadi itu aksi-reaksi dari barang pusaka yang di tinggal mati pengurusnya.
Ke-empat nafsu yang menyertau kelahiran akan keluar sesaat sebelum nyawa meninggalkan raga. Menangis bukan karena tidak bisa membalas dendam, karena dendam itu sudah dilupakan, namun karena tidak mendapat tempat, jangankan batu atau pohon, tanah pun seakan tidak mau ditempati.
