Kemaren saat ultah, salah satu hadiah yang diberikan adalah sebentuk mustika. Ketika akan disematkan, saya hentikan, “Akan saya terima apabila semua yang hadir diberi hadiah mustika yang sama,” kataku. Mungkin karena tidak ingin merusak suasana bahagia, beliau menyanggupi. Maka semua murid yang hadir melihat turunnya mustika-mustika yang mengarah ke diri masing-masing. Begitu pula mereka melihat saat disematkan, “Kalau mendapat mustika yg merah, supaya minta ditukar yang kuning,” kata saya mengingatkan pada murid-murid.
Karena yang merah bisa untuk menghancurkan, jadi yang kuning saja. Mustika ini bukan berfungsi sebagai mata ke-3, namun lebih mirip senter yang dikenakan di kepala atau seperti lampu blits disebelah kamera hp. Alhamdulillah semua mendapatkan hadiah yang sangat bermanfaat untuk memperjelas penglihatan.
Dari dulu setiap kali turun ilmu baru, maka saya akan mintakan pada pemberi ilmu agar ilmu itu juga diturunkan pada semua yang hadir termasuk dayanya, meskipun tidak semua murid, “tamu” yang hadir juga dapat. Kemaren begitu sudah pada menerima langsung saya tes supaya digunakan melihat ke langit. Sampai menemukan taman bidadari. Biar pada bisa melihat bidadari, bukan hanya dari dongeng.
(by Romo Sidharto Haryo Pusoro)
In this article:

Click to comment